Rabu, 19 Juni 2024

Kumpulan Link Media Interaktif IPA


Media Pembelajaran

📍Media tentang burung

https://academy.allaboutbirds.org/features/birdanatomy/

📍Media tentang ikan

https://oceanschool.nfb.ca/student/media/anatomy-of-a-cod#media

📍https://cyber.gale.com/cyber/ISSCI/activities/143?u=mlin_s_masscomm&p=ISSCI&gcid=81ec03b8f5d0d82c69c29e89af2e0a8c&id=patriot

📍Media Biologi

https://www.whitman.edu/academics/majors-and-programs/biology/virtual-pig

📍Micro magnet

https://micro.magnet.fsu.edu/primer/virtual/smz1500zoom12/index.html://micro.magnet.fsu.edu/primer/virtual/smz1500zoom12/index.html


Sumber : 

Diklat e-guru

Selasa, 06 Juni 2023

Ayo Belajar IPA dengan Chatbot

 Chatbot merupakan robot virtual yang dapat berinteraksi dengan manusia melalui percakapan sederhana. Jadi dengan chatbot, kita seakan-akan berbalas pesan dengan seseorang yang sebenarnya, kita berbalas pesan dengan komputer.


Untuk mempelajari tentang Peredaran Darah, silahkan akses link berikut : 

Sistem Peredaran Darah

atau langsung disini

Jumat, 16 Desember 2022

Mudahnya Mengurus Perpanjangan SIM

Sudah tidak terasa, SIM C yang aku miliki berusia hampir 5 tahun. Sudah saatnya SIM-ku diperbaharui. Setelah aku searching di mbah google, ternyata kepolisian sudah menyediakan perpanjangan sim online.
Timbul keinginan untuk mencoba mengurus secara online.
Hari Sabtu sore, aku mencoba masuk ke portal http://sim.korlantas.polri.go.id/. Di dalam portal sudah tersedia menu perpanjangan sim.

Setelah masuk ke menu tersebut, otomatis kita akan dibawa ke form isian. Setelah mengisi biodata sesuai dengan KTP, kemudian menunggu giliran foto.
Setelah selesai foto, hanya beberapa menit menunggu kartu selesai dan pulang.

Senin, 12 Desember 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 (Kesimpulan dan Refleksi oleh CGP A6-16)

 Materi modul 2.3 membahas tentang coaching untuk supervisi akademik. Di dalam modul ini saya mempelajari tentang paradigma berpikir coaching yaitu fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat serta mampu melihat peluang baru dan masa depan. Saya mempelajari bahwa menjadi seorang coach harus fokus untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh coachee dan jangan pernah terasosiasi atau terpengaruh atau turut larut dengan masalah coachee dan jangan pernah melabeli atau menghakimi coachee serta tidak terbawa emosi dengan coachee. Kesadaran penuh dari coach sangat penting agar coach dapat menangkap perubahan emosi yang timbul pada saat percakapan dan pada akhirnya dapat membuat coachee melihat peluang baru di masa depannya.

Untuk mewujudkan paradigma berpikir coaching, maka perlu dilakukan percakapan dengan alur TIRTA, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab. Melalui alur tirta, maka percakapan akan mengalir dengan sendirinya. Setelah saya mengikuti pembelajaran ini, saya berpikir bahwa ini ilmu baru bagi saya dan ternyata coaching tidak hanya untuk supervisi tetapi juga untuk mengembangkan potensi pada rekan sejawat bahkan untuk mengembangkan potensi murid kita. 

Selama saya mempraktekkan coaching bersama rekan CGP yang lain saya memiliki kesulitan pada langkah alur tirta yang ketiga, yaitu membuat pertanyaan yang berbobot yang dapat memancing coachee untuk dapat menemukan rencana aksi nyata mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, saya kembali mempelajari contoh video coaching yang terdapat dalam LMS PGP dan berdiskusi dengan teman CGP yang lain serta bertanya pada instruktur.

Saya merasa sangat tertantang untuk mempraktekkan coaching ini dalam komunitas sekolah saya, baik kepada rekan sejawat maupun kepada murid saya. Saya merasa pernah melakukan coaching ini sebelumnya di kelas saya, tapi saya tidak sadar dan tidak tahu bahwa hal itu disebut proses coaching. Untuk mempraktekkan coaching kepada rekan sejawat, tentu saja saya perlu mendiseminasikan tentang coaching terlebih dahulu kepada rekan-rekan saya di sekolah.

Setelah mempelajari tentang coaching ini, saya menemukan bahwa saya perlu melatih diri saya untuk berbicara dengan orang lain agar saya dapat mengeluarkan potensi rekan maupun murid saya melalui aktivitas berbicara seperti coaching ini. Ternyata dengan berbicara dengan orang lain, kita juga dapat memaksimalkan potensi dalam diri.

Pertanyaan yang muncul dalam benak saya, bisakah menerapkan coaching ini tanpa disengaja atau diketahui oleh coachee? Sebagai pemimpin pembelajaran, saya bertanggung jawab untuk memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan menerapkan coaching pada saat pembelajaran, tentu akan mendukung peran saya sebagai pemimpin pembelajaran.

Saya akan mempraktekkan proses coaching ini di dalam kelas saya ke depannya untuk lebih mengembangkan potensi yang ada dalam diri murid saya. Kebetulan saya juga pembina olimpiade IPA. Mudah-mudahan ke depannya, saya bisa menerapkan coaching ini untuk lebih mengembangkan potensi murid saya dalam bidang olimpiade IPA.

Pembelajaran pada modul 2.3 ini berkaitan erat dengan modul 2.1 tentang pembelajaran berdifrensiasi dan modul 2.2 tetang kompetensi sosial dan emosional. Di dalam coaching, kita dapat menggali apa yang diinginkan oleh coachee dan potensi terbaik yang dimiliki coachee sesuai dengan prinsip difrensiasi, kita menghargai apa yang sudah ada dan apa yang diminati oleh coachee bahkan kita juga menggali apa yang ada dalam benak coachee. Kita menghargai perbedaan yang dimiliki oleh coachee. Hal ini tentu saja sejalan dengan pemikiran KHD bahwa setiap pribadi sudah memiliki kodrat masing-masing. Bahwa murid sudah memiliki kodrat masing-masing dan kita hanya perlu menuntunnya ke arah yang lebih baik. Sedangkan kaitannya dengan Kompetensi sosial dan emosional, seorang coach dituntut untuk memiliki kesadaran diri agar tidak larut dalam masalah yang dihadapi coachee, sehingga seorang coach harus memiliki kompetensi sosial emosional yang baik agar dapat memunculkan potensi terbaik dari coachee-nya. Seorang coach harus dapat mengambil keputusan yang tepat, kapan dan bagaimana membuat pertanyaan yang berbobot sehingga dapat memunculkan rencana aksi dari coachee sendiri.

Pembelajaran tentang coaching ini juga saya temukan dari modul Platform Merdeka Mengajar yang juga sedang saya pelajari saat ini. Ternyata video contoh coaching juga terdapat di youtube dan mulai saya coba untuk pelajari agar pengalaman pembelajaran dan pengetahuan saya menjadi lebih luas lagi.

Sumber : Modul PGP angkatan 6

Penulis :

Suzi Budianna (CGP Angkatan 6 kelas 16)


Rabu, 16 November 2022

Penerapan Budaya Positif di Sekolah

Budaya positif merupakan kebiasaan-kebiasaan baik yang berasal dari kebajikan universal yang sudah dilaksanakan secara alami yang digerakkan oleh motifasi internal atau membudaya. Untuk membuat budaya positif di sekolah harus dimulai dari disiplin positif.

Disiplin positif merupakan disiplin diri yang membuat seseorang menggali potensi dirinya menuju suatu tujuan yang didorong oleh motifasi dalam diri sendiri sehingga mereka dapat mereka dapat mengontrol perilakunya sendiri sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Didiplin positif di sekolah dapat dilakukan jika semua guru dan warga sekolah memiliki pandangan atau visi sekolah yng sama untuk mewujudkan disiplin positif tersebut. Jika para guru sudah memiliki kesepkatan dan keyakinan yang sama dalam menjalankan pembelajaran yang berpihak pada murid, maka langkah selanjutnya adalah membuat kesepakatan kelas dengan murid. Kita gali semua potensi siswa kita. Berikan kebebasan mereka berpendapat, dengarkan dan berusaha memenuhi kebutuhan murid kita yang unik. 

Setelah kesepakatan di kelas dapat dilaksanakan, maka pada akhirnya, kesepakatan itu akan menjadi keyakinan kelas yang secara sadar akan dilaksanakan semua warga kelas. Jika keyakinan tersebut sudah menjadi kebiasaan, maka langkah selanjutnya membuat keyakinan sekolah yang melibatkan semua warga sekolah. Maka tidak akan lagi ada peraturan sekolah, tetapi keyakinan sekolah.

Contoh keyakinan kelas


Jika sekolah sudah memiliki keyakinan sekolah, maka tidak akan lagi ada hukuman. Tetapi membangun kesadaran dirilah yang akan terjadi. Sehingga semua penyelesaian masalah yang terjadi di sekolah akan dapat diatasi dengan metode segitiga restitusi. 

Dengan segitiga restitusi, guru perlu menstabilkan identitas siswa, kemudian memvalidasi tindakan yang salah lalu menanyakan keyakinan kelas/sekolah yang telah disepakati dan mendorong siswa untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Siswa didorong untuk memunculkan motifasi dari dalam dirinya untuk kembali kepada keyakinan kelas/sekolahnya.

Oleh: Suzi Budianna (CGP A6-16 Sampang)

Selasa, 12 Juli 2022

Pelatihan GWE Gratis

 


Halo Bapak/Ibu guru di seluruh Indonesia
Cari tahu yuk!!!
☑️ Bagaimana Memanfaatkan Akun Pembelajaran (belajar.id) dalam rangka menuju Merdeka Belajar?
☑️ Bagaimana Memanfaatan fitur dari Google Workspace for Education pada Akun Pembelajaran (belajar.id)?
Temukan jawabannya dengan mengikuti *Diklat Pemanfaatan Akun Pembelajaran dengan Google Workspace for Education menuju Merdeka Belajar*
Yang diselenggarakan *Direktorat Jenderal GTK* bekerja sama dengan *REFO Indonesia*, *Google for Education*, *Dinas Pendidikan Kab. Sampang*, *Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kab. Sampang* dan *PGRI Kab. Sampang*, pada :
*Pertemuan 1*
🗓️ Sabtu, 23 Juli 2022
🕗 13.00 - 15.00 WIB
*Pertemuan 2*
🗓️ Minggu, 24 Juli 2022
🕗 09.00 - 12.00 WIB
🖥️ gmeet-youtube-google classrom-grup telegram
Klik link berikut untuk daftar : DAFTAR

*Konfirmasi Pendaftaran*
Eva S (082331371377)
Jamaluddin (085156195065)
Rahmawati (087723398309)

*GRATIS*
Segera daftar...*Salam Merdeka Belajar!!!*